Sabtu, 09 Januari 2010

Drama

Pengertian Drama

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
a. Drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
b. Drama adalah suatu cerita atau kisah terutama yang dilibatkan dalam konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
c. Drama adalah kejadian yang menyedihkan.

2. DRAMA
Adalah sebuah cerita yang dimainkan di atas panggung atau pentas.
Sebenarnya kata “Drama” berasal dari kata Yunani yaitu “Dram” yang berarti “Gerak” atau action dalam bahasa Inggris. Jadi yang menjadi eksensi adalah Gerak dalam fungsinya untuk menyatakan perbuatan manusia. Dalam permainan Drama memang memerlukan gerakan-gerakan terbentuk yang sangat erat hubungannya dengan topik atau judul cerita. Meskipun demikian Drama itu bukan hanya gerakan saja tetapi ada juga percakapan-percakapan atau dialog yang dilakukan oleh para pemain yang satu dengan yang lain.

Unsur-Unsur pementasan Drama

1. Naskah Drama
Naskah drama merupakan bahan pokok dari pementasan. Naskah drama yang sudah didapatkan seharusnya dicerna atau diolah ulang, bahkan mungkin dirubah, ditambah atau dikurangi dengan tujuan pementasan penafsiran sutradara, situasi pentas, keabat kerja, perlengkpan, dan penonton yang dibayangkan.
Dalam naskah drama bahasa yang diwujudkan dalam bentuk dialog, dapat dijadikan penanda memahami siapa dan bagaimana tokoh atau pelaku dalam naskah tersebut. Pada dasarnya seluruh naskah darama tersaji dalam bentuk simbolis. Ada sesuatu yang disembunyikan penulis naskah, segala sesuatu dikatakan secara tidak terus terang. Karena bagaimanapun naskah dama sebagai karya sastra merupakan proses kreativitas individu pengarang berbicara tentang dirinya yang disajikan secara tidak langsung atau dengan menggunakan simbol-simbol, bahasa, gerak dan bunyi.
2. Sutradara
Setelah naskah, faktor sutradara memegang peranan yang penting. Sutradara inilah yang bertugas mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya berhasil. Ia bertugas membuat atau mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja, penyandang dana, dan dapat mensikapi calon penonton.
Seperti kita ketahui bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia bertugas melakukan casting, mengatur akting para aktor, dan mengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak sekaligus bertanggung jawab mutlak atas pementasan.
3. Pemeran
Pemeran inilah yng harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang sutradaralah yang menentukannya, tetapi tanpa kepiawaian dalam mewujudkan pemeranannya, konsep peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, hasilnya akan sia-sia belaka.
4. Dialog
Yaitu percakapan yang diucapkan oleh seorang pemeran atau pemain drama. Dialog merupakan salah satu unsur vital, oleh karena itu ada 2 syarat pokok yang tidak boleh diabaikan yaitu :
1. Dialog harus wajar, menarik, mencerminkan pikiran dan perasaan tokoh yang diperankan.
2. Dialog harus jelas, terang, menuju sasaran alamiah, dan tidak dibuat-buat.

5. Panggung
Secara garis besar variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua penonton dapat mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung. Kedua, panggung berbentuk arena, sehingga memungkinkan pemain berada di sekitar penonton.
6. Cahaya
Cahaya (lighting) diperlukan untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimik pemeran, sehingga tercapai atau dapat mendukung suasana sedih, murung, atau gembira, dan juga dapat mendukung keratistikan set yang dibangun di panggung.
7. Bunyi
Bunyi ini memegang peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan, dsb) tetapi juga dapat lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh kru pentas yang bertanggung jawab mengurusnya.
8. Pakaian
Sering disebut kostum, adalah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan melihat kostum yang dikenakannya, para penonton langsung dapat menerka profesi tokoh yang diperankan dan sifat tokoh tersebut.
9. Rias
Berkat tata rias yang baik, seorang gadis berumur 18 tahun dapat berubah wajah seakan-akan menjadi seorang nenek-nenek. Dapat juga wajah tampan dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan jelek. Semua itu diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran sutradara..
10. Penonton
Dalam setiap pementasan faktor penonton perlu dipikirkan juga. Jika drama yng dipentaskan untuk para siswa sekolah sendiri, faktor penonton tidak begitu merisaukan. Apabila terjadi kekeliruan, maka mereka akan memakluminya. Akan tetapi, dalam pementasan untuk umum, hal seperti itu tidak akan terjadi. Oleh karena itu, jauh sebelum pementasan sutradara harus mengadakan survei perihal calon penonton. Sehingga awak pentas harus lebih siap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar