Senin, 24 Mei 2010

Majas

Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Pada dasarnya majas dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

A. Majas Perbandingan

1. Personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga selah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup. Contoh : Baru tiga kilometer berjalan mobilnya sudah batuk-batuk
2. Metafora adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama. Contoh Raja siang telah pergi ke peraduannya (Raja siang = matahari)
3. Eufinisme (ungkapan pelembut) adalah majas perbandingan yang melukiskan suatu benda dengan kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu bahasa (pantang). Contoh : Para tunakarya perlu perhatian yang serius dari pemerintah
4. Sinekdokn dapat dibedakan atas
a. Pars pro toto, yaitu majas sinekdokne yang melukiskan sebagian tetapi yang dimaksud adalah seluruhnya. Contoh : Dia mempunyai lima ekor kuda
b. Totem pro parte, ialah majas sinekdokne yang melukiskan keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian. Contoh : Kaum wanita memperingati hari Kartini
5. Alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh. Contoh : Hati-hatilah mengatur kemudimu janganlah engkau lengah sebab di depan banyak belokan, jurang, serta tebing yang siap menghancurkan kendaraanmu.
6. Hiperbola adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti. Contoh : Kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya
7. Simbolik adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang. Contoh : Dari dulu tetap saja ia menjadi lintah darat. (Lintah darat, lambang pemeras, pemakan riba)
8. Litotes (hiperbola negatif) adalah majas perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. Contoh : Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
9. Alusio adalah majas perbandingan dengan mempergunakan ungkapan peribahasa kata-kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Ah, dia itu tong kosong nyaing bunyinya.
10. Asosiasi adalah majas perbandingan yang memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena adanya persamaan sifat. Contoh : Wajahnya muram bagai bulan kesiangan.
11. Perifrasis adalah perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian kata yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu. Contoh : Petang barulah ia pulang. Menjadi : Ketika matahari hilang di balik gunung barulah ia pulang.
12. Metonimia adalah majas perbandingan yang menggunakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan. Contoh : Kemarin ia memakai Kijang (mobil merk Toyota Kijang)
13. Antonomasia adalah majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang berdasarkan ciri atau sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : si pincang, si jangkung, si keriting, dsb.
14. Tropen adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan dan sejajar. Contoh : Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak istrinya.
15. Parabel adalah majas perbandingan dengan menggunakan perumpamaan dalam hidup. Misalnya : Mahabarata, Bayan Budiman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar